Harusnya aku tahu,
aku menuai kesia-siaan..
Semestinya tak perlu mempertanyakan lagi.
Saat berjarak.. terasa begitu lekat,
dan ketika di depan mata..
terasa begitu jauh.
Terima kasih.. ada yang tersisa untukmu,
ada yang menggores disini.
Perih.. sepertinya bukan hatiku.
Hanya ego....
Simpan saja untuk cerita kita nanti,
misalnya kita bisa bercerita lagi.
Credit to: Anonymous
Some guy from my past told me this poem, it kinda represented our tragic yet beautiful story.. For those who shared the kind of love we used to have, you'd feel a pain in your heart when you read it wholeheartedly.
a little gift from the past
18.12.07Posted by Anisza Ramadhani at 10:14 pm
Labels: curhat, personal, puisi, relationship
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment